Hasto Kristiyanto Kritik Prabowo: Apa Arti di Balik ‘Ndasmu Etik’?
Hasto Kristiyanto Kritik Prabowo: Kata ‘Ndasmu Etik’ Bukan Ciri Pemimpin yang Baik?
Halo sobat politik! Dunia politik Indonesia lagi rame banget nih soal pernyataan Menteri Pertahanan sekaligus bakal calon presiden, Prabowo Subianto, yang viral karena ucapan “Ndasmu Etik.” Ucapan ini langsung jadi sorotan, bahkan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, ikut buka suara. Menurut Hasto, ungkapan itu mencerminkan karakter asli Prabowo yang dinilainya kurang cocok untuk jadi seorang pemimpin. Jadi, apa aja sih kritik Hasto? Dan gimana dampaknya ke dunia politik kita? Yuk, simak bahasannya!
Awal Mula Ucapan “Ndasmu Etik” Viral
Semua berawal dari sebuah video saat Prabowo berbicara di depan publik, dan secara spontan melontarkan ucapan “Ndasmu Etik.” Dalam konteks tersebut, Prabowo sebenarnya lagi menyindir pihak-pihak yang dianggapnya terlalu sering menggunakan kata “etik” untuk menyerangnya. Tapi yang terjadi, ucapan ini malah jadi bahan perdebatan panas, terutama di media sosial.
Tagar #NdasmuEtik langsung trending di Twitter, dengan opini yang terbagi dua: ada yang mendukung sebagai bentuk spontanitas, dan ada juga yang menganggap ini nggak pantas diucapkan seorang pemimpin.
Kritik Hasto Kristiyanto
Hasto Kristiyanto nggak tinggal diam. Dalam sebuah kesempatan, dia memberikan kritik tajam terhadap ucapan Prabowo. Menurut Hasto, seorang pemimpin harus punya karakter yang mencerminkan etika dan sopan santun, terutama ketika berbicara di depan publik.
Komentar Hasto:
“Kata-kata itu menunjukkan karakter asli seseorang. Jika spontanitasnya seperti itu, bagaimana bisa diharapkan menjadi pemimpin yang baik untuk bangsa ini?”
Hasto juga menyebut bahwa ucapan ini bisa jadi preseden buruk, terutama karena banyak generasi muda yang menonton dan mungkin akan meniru gaya berbicara seperti ini.
Pro dan Kontra di Media Sosial
Seperti biasa, netizen langsung heboh. Komentar mereka pun terbagi jadi dua kubu:
- Pendukung Prabowo:
Banyak yang menganggap ucapan itu manusiawi dan menunjukkan sisi spontanitas Prabowo yang apa adanya. Mereka bilang, pemimpin juga manusia, dan nggak perlu selalu terlihat sempurna.“Pemimpin tuh harus jujur, nggak fake! Ucapan kayak gitu justru bikin Prabowo keliatan real.”
“Ndasmu Etik itu lebih relate ke rakyat. Kita nggak butuh pemimpin yang terlalu formal.” - Pendukung Kritik Hasto:
Di sisi lain, banyak juga yang sepakat dengan Hasto. Menurut mereka, seorang pemimpin harus hati-hati dalam berkata-kata karena setiap ucapannya bisa berdampak besar.“Gimana mau mimpin negara kalau ngomong aja kayak gitu?”
“Pemimpin itu panutan, ucapan kayak gitu nggak pantas.”
Analisis: Ucapan Pemimpin dan Pengaruhnya
Pernyataan seorang tokoh publik, terutama pemimpin, selalu punya dampak besar. Ada tiga hal yang bisa kita pelajari dari kasus ini:
- Kekuatan Media Sosial:
Ucapan sederhana seperti “Ndasmu Etik” bisa langsung viral karena adanya media sosial. Ini jadi pengingat buat semua tokoh publik untuk lebih berhati-hati, karena apa pun yang mereka katakan bisa langsung direspons jutaan orang. - Ekspektasi Terhadap Pemimpin:
Rakyat punya ekspektasi tinggi terhadap pemimpin mereka. Ucapan yang dianggap kurang etis atau spontanitas yang nggak terkendali bisa merusak citra seseorang, bahkan jika sebenarnya itu cuma guyonan. - Polaritas Politik:
Kasus ini juga menunjukkan betapa polarisasi politik di Indonesia makin kuat. Isu kecil seperti ini bisa langsung dibesar-besarkan oleh masing-masing pendukung untuk memperkuat posisi politik mereka.
Apa Dampaknya ke Prabowo dan PDIP?
- Bagi Prabowo:
Kasus ini bisa jadi pedang bermata dua. Di satu sisi, ucapan itu membuatnya terlihat lebih “real” dan dekat dengan rakyat. Tapi di sisi lain, ini bisa digunakan oleh lawan politik untuk menyerang kredibilitasnya sebagai calon pemimpin. - Bagi PDIP dan Hasto:
Kritik dari Hasto menunjukkan strategi PDIP untuk terus menyerang sisi karakter lawan politik mereka. Ini mungkin jadi bagian dari persiapan menuju Pilpres 2024, di mana setiap langkah dan ucapan bakal dikritisi habis-habisan.
Sejarah Kritik Hasto ke Prabowo
Bukan pertama kalinya Hasto Kristiyanto mengkritik Prabowo. Sebelumnya, Hasto juga pernah menyerang kebijakan Prabowo terkait pengadaan alutsista, yang dianggapnya kurang memberdayakan industri dalam negeri. Kritik soal “Ndasmu Etik” ini cuma salah satu dari rangkaian panjang “adu debat” antara kedua tokoh.
Pendapat Ahli: Etika dalam Kepemimpinan
Menurut beberapa pakar komunikasi, ucapan spontan seperti ini memang bisa jadi masalah dalam dunia politik. Seorang pemimpin idealnya harus bisa mengontrol diri, terutama ketika berbicara di depan publik. Tapi ada juga yang bilang, gaya bicara Prabowo justru menunjukkan sisi humanis yang jarang terlihat dari politisi lainnya.
Kesimpulan
Kasus “Ndasmu Etik” ini bukan cuma soal ucapan spontan, tapi juga soal bagaimana rakyat melihat karakter seorang pemimpin. Apakah seorang pemimpin harus selalu terlihat sempurna? Atau justru sisi humanis dan spontanitas itu yang lebih penting?
Hasto Kristiyanto dan Prabowo Subianto sama-sama punya poin mereka sendiri. Tapi pada akhirnya, rakyatlah yang akan menilai siapa yang lebih cocok memimpin bangsa ini ke depan.